Menurut Wikipedia, “Masyarakat 5.0 (Society 5.0) atau Masyarakat Super Pintar (Super Smart Society) adalah konsep masyarakat masa depan yang diusulkan oleh Jepang. Masyarakat 5.0 merupakan masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik. Masyarakat 5.0 diusulkan dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 oleh mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang diresmikan tahun 2019”
Sobat ABP, society 0.5 merupakan revolusi atau keberlanjutan dari industry 4.0 yang mana keduanya memiliki keterkaitan walaupun dalam konsep yang sedikit berbeda. Ada pertanyaan baru nih, apa itu industry 4.0? Dikutip dari artikel “Sekilas Pandang Revolusi Industri 4.0” (jendela.kemdikbud.go.id), bahwa saat ini kita berada di era revolusi 4.0 yang ditandai dengan perkembangan luar biasa dibidang tekhnologi internet. Istilah yang terkenal dalam era saat ini ialah kecerdasan buatan (AI), big data dan Internet of Things atau IoT yaitu penggunaan telepon pintar yang terhubung ke internet dan menjadi peralatan sehari-hari yang digunakan masyarakat untuk menghasilkan layanan-layanan baru. Intinya, Industri 4.0 lebih mengarah pada produksi yang lebih efisien, peningkatan produktivitas, dan pengurangan biaya melalui penggunaan teknologi canggih. Industri 4.0 lebih berfokus pada aspek teknologi dan bisnis.
Lalu apa hubungan keduanya?
Indonesia turut menyambut dan mempersiapkan era society 0.5. Hmm.. persiapannya apa aja ya?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto, mengatakan, ke depannya industri nasional perlu terus mempersiapkan diri menghadapi era lanjutan dari 4.0 atau era Society 5.0 dengan upaya meningkatkan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto ), menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan mendongkrak sektor manufaktur
“Prioritas selanjutnya, pemerintah juga sedang mengupayakan percepatan transisi energi nasional melalui pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dan pengembangan Pembangkit Listrik berbasis Energi Baru Terbarukan. Upaya transisi energi ini tentunya memerlukan pengembangan teknologi yang inovatif,” ujar Menteri Airlangga.
Selain itu, Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Diah Natalisa menjelaskan bahwa di masa depan akan muncul berbagai jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk itu, dalam menghadapi persaingan tersebut maka dibutuhkan perubahan pada penyelenggaraan pelayanan yang ada. Diah Natalisa mengatakan bahwa untuk menuju society 0.5 atau masyarakat super cerdas dibutuhkan peningkatan standar pelayanan dimana nantinya pemangku kepentingan termasuk didalamnya masyarkat kita ikut andil didalamnya, dimulai dari penetapan standar pelayanan, forum konsultasi publik, survei kepuasan masyarakat, inovasi pelayanan publik, integrasi pelayanan, pengaduan hingga evaluasi pelayanan publik.
Kesimpulan
Society 5.0 atau masyarakat 5.0 adalah
konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada manusia dan
berkolaborasi dengan teknologi (AI dan IoT) untuk menyelesaikan masalah sosial di dunia maya dan nyata dan pada industry 4.0 saat ini, kita
diharapkan mampu mempersiapkan dan memanfaatkan inovasi yang ada untuk menyambut society
5.0.
Semangat berkembang sobat !!