Dalam ranah pemasaran, harga seringkali menjadi faktor penentu utama dalam mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli sebuah produk. Melihat fenomena ini, tak jarang para pelaku bisnis terjebak dalam menetapkan harga yang kurang tepat. Inilah latar belakang munculnya strategi psikologi pemasaran sebagai opsi menarik. Prinsip psikologi pemasaran menggabungkan pemahaman tentang perilaku konsumen dengan aspek psikologis guna memaksimalkan penjualan. Oleh karena itu, menjaga langkah-langkah yang diambil tetap akurat sangatlah penting. Di bawah ini, kami sajikan beberapa strategi psikologi pemasaran yang bisa dipergunakan.
1. Authority Bias
Langkah awal yang dapat diambil melibatkan pemanfaatan authority bias. Authority bias merujuk pada kecenderungan manusia untuk menganggap pandangan dari figur berwenang lebih akurat, tanpa secara mendalam mempertimbangkan substansi pandangan tersebut, sehingga mereka lebih cenderung mengikuti pendapat sang otoritas. Ketika merek atau individu yang memiliki reputasi dan pengaruh yang kuat menjadi referensi untuk suatu produk, hal ini dapat mempengaruhi penilaian terhadap produk atau layanan tersebut.
Sebagai contoh authority bias, bayangkan jika seseorang sepenuhnya mempercayai saran produk yang diajukan oleh tokoh terkenal, tanpa memikirkan apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan atau preferensinya. Meskipun detail saran tersebut tidak dianalisis secara mendalam, keberadaan figur berwenang sudah cukup untuk membimbing keputusan beli.
2. Anchoring Effect
Selanjutnya, terdapat insentif atau imbalan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan untuk mendorong mereka dalam mempromosikan produk. Promosi mencakup tindakan seperti pembelian pertama, kunjungan ke situs web, pembelian berulang, dan sejenisnya. Saat memilih jenis insentif pemasaran, penting untuk meninjau tujuan bisnis secara spesifik. Tujuannya adalah untuk mempermudah penentuan apakah Anda berupaya meningkatkan kesadaran merek, memperkuat loyalitas pelanggan, atau tujuan lain yang diinginkan.
Suatu contoh yang dapat dijadikan gambaran mengenai efek pengaitan (anchoring effect) adalah saat seseorang berbelanja dan menemui harga awal yang tinggi pada suatu produk. Meskipun angka tersebut pada dasarnya tidak memiliki kaitan dengan harga sebenarnya atau harga penawaran saat itu, namun angka tersebut dapat berfungsi sebagai 'pengait' dalam pikiran konsumen dan mempengaruhi cara mereka menilai apakah harga yang diajukan setelahnya terlihat ekonomis atau mahal.
3. Incentives
Selanjutnya, terdapat pemberian insentif, di mana perusahaan memberikan imbalan kepada pelanggan guna mendorong mereka untuk mengiklankan produk. Promosi mencakup tindakan seperti pembelian pertama, kunjungan ke situs web, pembelian berulang, dan lain sebagainya. Ketika memilih insentif pemasaran, penting untuk mengevaluasi tujuan bisnis secara khusus. Tujuannya adalah untuk mempermudah penentuan apakah Anda berupaya meningkatkan kesadaran merek, memperkuat loyalitas pelanggan, atau tujuan lainnya.
Contohnya, suatu perusahaan teknologi baru-baru ini merilis smartphone terbaru mereka di pasar. Mereka menerapkan pendekatan pemasaran yang intensif dengan cara terlibat dalam berbagai platform media sosial, mengadakan acara peluncuran eksklusif yang dihadiri oleh para tokoh berpengaruh di industri teknologi, serta membentuk program afiliasi untuk pengguna yang berhasil mengarahkan orang lain untuk membeli produk tersebut.
Melalui langkah-langkah ini, perusahaan berupaya untuk memaksimalkan eksposur produk baru mereka dan menciptakan kehebohan di kalangan konsumen. Dengan menggabungkan promosi online yang meluas, partisipasi influencer, dan penghargaan kepada pelanggan yang berhasil merujuk orang lain, mereka menerapkan pendekatan pemasaran yang intensif untuk memastikan bahwa produk tersebut dikenal secara meluas dan menarik perhatian sebanyak mungkin dari target pasar.
4. Endowment Effect
Langkah akhir yang bisa diambil adalah efek endowment. Efek endowment adalah konsep yang mengungkapkan bahwa seseorang cenderung menilai suatu barang dengan lebih tinggi jika barang tersebut sudah menjadi miliknya.
Dalam hal ini, jika Anda membiarkan pelanggan menyentuh dan memegang produk, mereka merasa seperti barang tersebut sudah menjadi milik mereka. Ini menghasilkan perasaan kehilangan dan kerugian ketika harus mengembalikan barang tersebut.
Contoh yang dapat dijadikan gambaran mengenai efek endowment (endowment effect) adalah ketika seseorang memiliki sebuah laptop dalam kondisi baik. Meskipun mereka tidak berencana untuk menjualnya, jika mereka diberikan tawaran harga yang rendah untuk membeli laptop serupa, mereka cenderung menilai harga yang lebih tinggi untuk laptop milik mereka sendiri. Efek ini timbul karena mereka sudah memiliki barang tersebut dan memiliki ikatan emosional, sehingga cenderung memberikan penilaian lebih tinggi daripada jika mereka hanya akan membeli laptop yang sama dalam kondisi baru.
Dengan demikian, inilah beberapa strategi psikologi pemasaran yang dapat diimplementasikan, semoga memberikan manfaat yang berarti.